Rabu, 23 Mei 2012

SLiMS, jiwa dan semangat korsa pengelola perpustakaan....

Sumber di sini
Saya ingat, ketika itu Pak Hendro Wicaksono (lead dev SLiMS) pernah mengatakan ke saya, "saya juga ndak nyangka mas, kenapa Senayan bisa jadi seperti ini". Lontaran itu muncul ketika kami ngobrol tentang munculnya komunitas SliMS di berbagai tempat di Indonesia.

Para pembaca mungkin juga berfikiran sama dengan kami. Semenjak Komunitas SliMS Jogja muncul, berbagai pegiat SliMS di kota lain juga bermunculan. Ada yang dikendalikan oleh "alumni" pegiat SLiMS Jogja tapi ada juga yang "bersemangat" membangun komunitas karena mendapat ide dari diskusi di jejaring sosial. Sebut saja Erist di Kudus yang pada awalnya juga menjadi "beberapa orang" yang pertama ikut belajar di Jogja. Pak Hartoyo di Kudus, Wisnu di Solo juga merupakan alumni komunitas SLiMS Jogja.

Selain Jogja, Kudus dan Solo komunitas SLiMS juga muncul di Sumatra Barat, Ambon, Makassar, Jawa Barat, Malang, Surabaya, SliMS Pati, Pacitan dan lain-lainnya. Produk dari komunitas inipun bermacam-macam, mulai dari belajar bersama, membangun blog dan juga membangun katalog induk menggunakan SLiMS.

Bagi saya, ada hal menarik semenjak munculnya komunitas SLiMS ini. Ketika saya membuka sebuah blog Komunitas SLiMS Pacitan (http://pacitan-lib.blogspot.com/), ternyata penggeraknya adalah para mahasiswa UT. BLog yang mereka bangun lebih dari sekedar lumayan, dengan tampilan yang menarik dan diisi dengan berbagai informasi terkait perpustakaan. Saat itu saya merenung, bahwa ternyata mahasiswa UT pada jurusan Ilmu Perpustakaan mampu melakukan ini. Bayangkan, mahasiswa UT yang saya pernah beranggapan bahwa  UT itu hanya sekedar pelarian para PNS yang ingin naik pangkat. Tapi sekarang, anggapan itu berusaha saya singkirkan. Melihat semangat mereka, saya yakin alumni Ilmu Perpustakaan UT tidak begitu saja kalah dengan yang bukan dari UT, bahkan bisa jadi mereka juga dapat "menang" dalam berbagai hal....

Jangan remehkan mahasiswa Ilmu Perpustakaan UT.....

Pada judul tulisan ini saya tulis semangat Corsa pengelola perpustakaan, bukan sekedar pustakawan. Kenapa? karena ternyata SLiMS juga mempu menarik minat para pengelola perpustakaan yang tidak mempunyai pendidikan formal ilmu perpustakaan.

Lulusan SMA, Guru,  bahkan alumni Sekolah Menengah Perkebunan sampai dengan para lulusan TI juga tertarik kepada SLiMS. Pada suatu saat ketika saya diminta mengisi training SLiMS pada sekolah di bawah Depag pesertanya adalah Guru dan TU yang menjadi kepala perpustakaan. Dalam hati memang saya menyayangkan realita ini, tapi ketika "manggung" saya berusaha menanamkan ideologi SLiMS kepada para pengelola perpustakaan ini, yang kadang lebih didengar dibanding pengelola perpus yang berpendidikan Ilmu Perpustakaan.

Dan, sepertinya cukup berhasil. Ideologi bahwa dengan SLiMS dapat menekan biaya pengadaan software sehingga biaya dapat dialihkan ke pengadaan koleksi cukup merasuk kepada mereka. Bahkan, waktu itu (training di Hotel Ambarukmo Jogja), pesertanya ada yang dari pengawas Depag provinsi DIY. Saya  gunakan saja kesempatan itu untuk memberitahukan apa sebenarnya SLiMS sekaligus pengalaman yang dialami pustakawan ketika penilaian perpustakaan, misalnya tuntutan adanya katalog tercetak.

Tahukan anda, para pengelola perpustakaan ini (terkait SLiMS) sering berdiskusi di jejaring Sosial terutama facebook? Anda dapat menemukan diskusinya di Group FB SLiMS (http://facebook.com/groups/senayan.slims), atau juga di group komunitasnya masing-masing. Selain di FB mereka juga diskusi di milis ics_isis@yahoogroups.com serta forum resminya SLiMS di http://slims.web.id/forum/

Apa yang mereka diskusikan? banyak hal.....
Mulai dari yang paling sederhana, bagaimana install SLiMS sampai berbagai bagaimana mengoptimalkan bahkan memodifikasi SLiMS....

Munculnya komunitas SliMS itu membuat haru, tapi ternyata nilai lebih dari munculnya komunitas ini dan yang membuat lebih terharu lagi adalah SLiMS dapat berkontribusi dalam membangun semangat kekompakan para pustakawan......

Biarlah, meskipun komunitas ini hanya berada pada lebel akar rumput, tidak punya ikatan resmi pada pemerintah, Badan Perpustakaan dan semacamnya, namun toh mereka tetap hidup dan semoga tetap hidup dan berkreasi serta ikut meningkatkan kemampuan para pustakawan. Namun demikian, terimakasih untuk institusi baik negeri atau swasta yang berkenan menampung komunitas dalam berkegiatan........ Jasamu tiada tara...
Komunitas SliMS di mana saja, mari kita belajar bersama. Belajar SLiMS dan juga berbagai aspek dalam ilmu perpustakaan.... Jadikan SLiMS sebagai sarana perekat dan penyemangat kita untuk berkreasi. Codinglah, mengajarlah, belajarlah, melihatlah, mendengarlah, menulislah, ngeblog-lah, dan bermanfaatlah bagi semuanya...

Salam Komunitas...

*purwoko*
http://facebook.com/groups/senayan.slims

5 komentar:

  1. Saya juga salut dengan perkembangan slims sekarang. Awal nya berdiri di jogja sekarang malah sudah merambah ke daerah lain dan bahkan sampai ke negeri orang. Terimakasih kami ucapkan kepada lead dan dev slims, semoga slims bisa berkambang lagi di masa depan. Amiin

    BalasHapus
  2. SLiMs bukan dari jogja mas, tapi dari Jakarta (perpus diknas). Komunitas SliMSlah yang awalnya berdiri di jogja

    BalasHapus
  3. mau tanya di forum ini bagaimana cara mendapatkan nayanes (SLiMS Search Proxy)??
    mohon di jawab ke email juga.matur suwun

    BalasHapus
  4. Nayanes, source codenya belum di rilis pak

    BalasHapus
  5. WOW.. yak satu kata itu cukup buat menggambarkan betapa surprise nya saya setelah mengunduh-plus-nginstall senayan codename meranti. Bs jadi surprise saya berlebih, dan mungkin terkesan "excessive happiness" bagi saya yg juga pustakawan dadakan di kantor. Ndak cukup WOW, tapi juga KEREN BANGET, karena disupport scripting elegan ala . Maju terus SLIMS, seraya terucap terima kasih bwt para developer yg tak henti2nya mengembangkan...

    BalasHapus