Senin, 24 Januari 2011

Pembentukan Komunitas Senayan (SLIMS) Jawa Barat

Sumber Blog Murad Maulana


Bandung, 22 Januari 2011- Mungkin anda pernah mendengar kata "Senayan" atau "SLIMS"? atau coba anda ketikan kata kunci Senayan misalnya di search engine Google.com atau Yahoo.com, maka akan terpampang di urutan pertama atau kedua dengan tulisan: "Senayan | Open Source Library Management System". Senayan atau yang di singkat SLIMS ini adalah aplikasi atau perangkat lunak open source untuk automasi perpustakaan. Perangkat lunak ini dapat di unduh dan dimanfaatkan secara gratis. Hingga saat ini, Senayan versi terakhir telah direlease Senayan 3 Stable 14 dan Portable Senayan 3.13.


Dalam ranah bidang kerja perpustakaan, khususnya yang berkaitan dengan perangkat lunak open source untuk automasi perpustakaan, mungkin nama Senayan sudah membumi di negeri Merah putih ini. Lantas sejauh mana Senayan sudah dimanfaatkan oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia atau bahkan di luar negeri sekalipun? salah satu pertanyaan tersebut telah disinggung oleh Lead Developer Senayan, Hendro Wicaksono ketika menghadiri acara Pembentukan dan Belajar Bareng SLIMS Jawa Barat (PKSJB). Menurut alumni Fakultas Sastra UI ini, Senayan sudah digunakan diberbagai perpustakaan-perpustakaan di Indonesia dengan jumlah berkisar 168 perpustakaan, "itu menurut data kami yang tercatat, tentu saja masih banyak lagi perpustakaan-perpustakaan yang sudah memanfaatkan senayan yang belum tercatat," tandas Hendro Wicaksono ketika menjadi pemateri di acara tersebut. "Aplikasi perpustakaan senayan (SLIMS) tidak hanya digunakan di Indonesia saja, melainkan beberapa negara seperti Spanyol, Jerman, Thailand telah memanfaatkannya," sambungnya.

Kini secara resmi telah tebentuk Komunitas SLIMS Jawa Barat pada tanggal 22 Januari 2011 bertempat di Jl. Dipati Ukur Kampus Universitas Padjajaran Bandung. Jumlah peserta yang hadir ada sebanyak 25 orang dengan dihadiri oleh dua developer SLIMS yaitu Hendro Wicaksono dan Arif Syamsudin. Acara di mulai pukul 13.00 s/d 16.00 WIB. Dalam acara tersebut hadir pula System Engineering Primurlib.net dan pegiat SLIMS Priangan Timur Tasikmalaya, Asep Muhammad Fahrus dan rekan. Peserta yang hadir diantaranya terdiri dari pustakawan perpustakaan umum, khusus dan sekolah, mahasiswa S1 dan S2 Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Padjajaran, Mahasiswa Unsil dari Tasikmalaya (pegiat SLIMS Priangan Timur). Dari semua peserta yang hadir tersebut beberapa diantaranya adalah sebagai pengguna advanced SLIMS dan juga ada yang mengaku sebagai pemula, ujar dari salah satu peserta yang berasal dari mahasiwa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Unpad, ketika pada sesi perkenalan.












Komunitas Senayan (SLIMS) Jawa Barat

Acara dibuka oleh pustakawan dari Indramayu Murad Maulana yang kemudian disambung dengan materi oleh Hendro wicaksono. Bahasan materi mencakup perkenalan tentang Senayan seperti sejarah dibuatnya software senayan, release dari pertama kali hingga sekarang, dan beberapa masukan-masukan dari developer SLIMS tentang komunitas SLIMS Jawa Barat yang akan dibentuk. Menurut beliau dikatakan bahwa apabila sebuah komunitas agar tetap solid dan maju maka harus dilandasi prinsip idealisme, dalam hal ini kesamaan visi bersama dalam memajukan dunia perpustakaan yaitu salah satunya dengan pemanfaatan SLIMS. Contoh kongkrit yang sudah berjalan seperti Komunitas Slims Jogja, tandas orang yang pernah mengembangkan Igloo OpenSource ini.


Acara selanjutnya sesi tanya jawab antara peserta dengan Developer SLIMS seputar trik, trik singkat dan troubleshooting. Kemudian disusul dengan diskusi komunitas dan penunjukan koordinator SLIMS Jawa Barat. Koordinator terpilih adalah Pustakawan dari Rumah Sakit Cicendo, Bagus Ramdan. Dalam sambutannya ketika terpilih menjadi Koordinator SLIMS mengatakan bahwa, Dengan terbentuknya Komunitas SLIMS ini semoga akan menjadi wadah komunikasi sekaligus pembelajaran teknologi informasi bagi pengguna SLIMS di Jawa Barat dan dalam waktu dekat sang koordinator berjanji secepatnya akan dibuat program kerja atau atau agenda SLIMS Jawa Barat di tahun 2011 ini. Isu yang santer akan secepatnya di usung adalah penunjukan sekertaris, bendahara dan Humas selain dari sosialisasi Senayan ke berbagai perpustakaan dan pembangunan katalog bersama di seluruh perpustakaan Jawa Barat.

Di ujung acara tepat pukul 16.00 WIB, sebagai simbol telah diresmikannya Komunitas SLIMS Jawa Barat, panitia membagikan hadiah buku kepada peserta yang berasal dari daerah terjauh seperti dari peserta dari Perpustakaan Umum Kabupaetn Bekasi dan perwakilan dari Pegiat SLIMS Priangan Timur Tasikmalaya, masing-masing 1 eksemplar.

Semoga dengan terbentuknya Komunitas ini, masa depan perpustakaan-perpustakaan khususnya di wilayah Jawa Barat akan semakin maju dan berkembang dalam upaya mendukung penerapan teknologi informasi perpustakaan yang handal, tepat dan berdaya guna.
















Minggu, 23 Januari 2011

Memisahkan UCS dari SLiMS



Sumber PrimurLib.Net

"UCS (Union Catalog Server) merupakan fitur yang muncul pada Senayan3-Stable14. Ide dasar fitur ini adalah untuk menyatukan koleksi bibliografi dari berbagai katalog perpustakaan yang menggunakan Senayan, sehingga seseorang dapat mencari koleksi hanya melewati satu pintu (tampilan) saja" Kutipan tersebut diambil dari dokumentasi Senayan3-Stable14, UCS ini bisa dijadikan Katalog Terpadu dari berbagai perpustakaan yang menggunakan SLiMS versi Seulanga.

Namun UCS ini terletak di dalam folder SLiMS (subfolder SLiMS), sehingga UCS berjalan di bawah SLiMS karena semua fungsi yang dibutuhkan UCS ada di direktori SLiMS. Jika UCS di localhost bisa diakses dengan http://localhost/Senayan3-Stable14/ucs/ bisa terlihat bahwa untuk menjalankan UCS harus memanggil SLiMS terlebih dahulu.

Untuk memisahkan UCS dari SLiMS terdapat beberapa modifikasi yang perlu dilakukan pada struktur direktori UCS serta modifikasi pada file ucsysconfig.inc.php. Berikut adalah langkahnya :


  1. Pisahkan direktori UCS dari SLiMS

  2. Copy folder JS, LIB dan SIMBIO2 dari direktori SLiMS ke direktori UCS

  3. Buka file ucsysconfig.inc.php kemudian cari beberapa baris berikut dan modifikasi serta simpan perubahannya:























Script asli UCS under SLiMSScript Modifikasi UCS Mandiri
// absolute path for simbio platform
define('SIMBIO_BASE_DIR', SLIMS_BASE_DIR.'simbio2'.DSEP);
// absolute path for simbio platform
define('SIMBIO_BASE_DIR', UCS_BASE_DIR.'simbio2'.DSEP);
// ucs library base dir
define('LIB_DIR', SLIMS_BASE_DIR.'lib'.DSEP);
// ucs library base dir
define('LIB_DIR', UCS_BASE_DIR.'lib'.DSEP);
// javascript library web root dir
define('JS_WEB_ROOT_DIR', SLIMS_WEB_ROOT_DIR.'js/');
// javascript library web root dir
define('JS_WEB_ROOT_DIR', UCS_WEB_ROOT_DIR.'js/')


Dengan begitu UCS sudah terpisah dari SLiMS. Coba jalankan di localhost dengan mengakses http://localhost/ucs/

Sampai saat ini UCS mandiri berjalan lancar di localhost dengan menggunakan aplikasi web server XAMPP 1.7.1. Namun ketika mencoba dihosting di www.masterweb.net terjadi kendala yaitu class simbio tidak terbaca oleh file simbio_mysql_result.inc.php yang terdapat di /simbio2/simbio_DB/mysql/ untuk mengatasi hal tersebut class simbio ditulis kembali di dalam file simbio_mysql_result.inc.php dengan nama yang berbeda karena nama class yang digunakan oleh UCS tidak boleh sama. Berikut ini adalah script modifikasi pada file simbio_mysql_result.inc.php :



<?php
/**
* simbio_mysql_result class
* This class emulates mysqli mysqli_result object behaviour
*
* Copyright (C) 2007,2008  Arie Nugraha (dicarve@yahoo.com)
*
* This program is free software; you can redistribute it and/or modify
* it under the terms of the GNU General Public License as published by
* the Free Software Foundation; either version 2 of the License, or
* (at your option) any later version.
*
* This program is distributed in the hope that it will be useful,
* but WITHOUT ANY WARRANTY; without even the implied warranty of
* MERCHANTABILITY or FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE.  See the
* GNU General Public License for more details.
*
* You should have received a copy of the GNU General Public License
* along with this program; if not, write to the Free Software
* Foundation, Inc., 51 Franklin Street, Fifth Floor, Boston, MA  02110-1301  USA
*
*/
class simbio2
{
public $error = '';
private $version = '2.0';

/**
* Method to show an error
*
* @param   boolean $bool_die
* @return  void
*/
public function showError($bool_die = false)
{
echo '<div style="padding: 5px; border: 1px dotted #FF0000; color: #FF0000;">';
echo 'ERROR : '.nl2br($this->error).'</div>'."\n";
if ($bool_die) {
die();
}
}

/**
* Static method to colorized SQL string
*
* @param   string  $sql_string
* @return  string
*/
public static function colorSQLstring($sql_string = '')
{
// list of mysql reserved words
$reservedwords = array(
"\bDATABASE\b",
"\bTABLE\b",
"\bAND\b",
"\bOR\b",
"\bSELECT\b",
"\bINSERT\b",
"\bUPDATE\b",
"\bDELETE\b",
"\bALTER\b",
"\bFROM\b",
"\bWHERE\b",
"\bLIKE\b",
"\bORDER BY\b",
"\bLIMIT\b",
"\bUSE\b",
"\bDESCRIBE\b",
"\bJOIN\b",
"\bLEFT\b",
"\bRIGHT\b",
"\bINNER\b",
"\b=\b",
"\b!=\b",
"\bON\b",
"\bIN\b",
"\bAS\b",
"\bNULL\b",
"\bNOT\b",
"\bIS\b",
"\bINTO\b");

// colorized the sql string
$matches_str = array();
preg_match_all("/'[^']*'/i", $sql_string, $matches_str, PREG_SET_ORDER);
if ($matches_str) {
foreach ($matches_str as $sql_str) {
$sql_string = preg_replace("/".$sql_str[0]."/i", '<strong style="color: green;">'.$sql_str[0].'</strong>', $sql_string);
}
}

// colorized brackets
$sql_string = str_replace(array('(',')'), array('<strong style="color: red;">(</b>', '<b style="color: red;">)</strong>'), $sql_string);

// colorized the SQL reserved words
foreach ($reservedwords as $words) {
$sql_string = preg_replace("/$words/i", '<strong style="color: navy;">'.$words.'</strong>', $sql_string);
}

// remove regex special chars
$sql_string = str_replace(array('\b'), '', $sql_string);
return $sql_string;
}
}

class simbio_mysql_result extends simbio2
{
/**
* Private properties
*/
private $res_result = false;
private $sql_string = '';

/**
* Public properties
*/
public $num_rows = 0;
public $field_count = 0;
public $affected_rows = 0;
public $insert_id = 0;
public $errno = false;

/**
* Class Constructor
*
* @param   string      $str_query
* @param   resource    $res_conn
*/
public function __construct($str_query, $res_conn)
{
$this->sql_string = trim($str_query);
$this->sendQuery($res_conn);
}

/**
* Method to send SQL query
*
* @param   resource    $res_conn
* @return  void
*/
private function sendQuery($res_conn)
{
// checking query type
// if the query return recordset or not
if (preg_match("/^SELECT|DESCRIBE|SHOW|EXPLAIN\s/i", $this->sql_string)) {
$this->res_result = @mysql_query($this->sql_string, $res_conn);
// error checking
if (!$this->res_result) {
$this->error = 'Query ('.$this->sql_string.") failed to executed. Please check your query again \n".mysql_error($res_conn);
$this->errno = mysql_errno($res_conn);
} else {
// count number of rows
$this->num_rows = @mysql_num_rows($this->res_result);
$this->field_count = @mysql_num_fields($this->res_result);
}
} else {
$query = @mysql_query($this->sql_string, $res_conn);
$this->insert_id = @mysql_insert_id($res_conn);
// error checking
if (!$query) {
$this->error = 'Query ('.$this->sql_string.") failed to executed. Please check your query again \n".mysql_error($res_conn);
$this->errno = mysql_errno($res_conn);
} else {
// get number of affected row
$this->affected_rows = @mysql_affected_rows($res_conn);
}
// nullify query
$query = null;
}
}

/**
* Method to fetch record in associative  array
*
* @return  array
*/
public function fetch_assoc()
{
return @mysql_fetch_assoc($this->res_result);
}

/**
* Method to fetch record in numeric array indexes
*
* @return  array
*/
public function fetch_row()
{
return @mysql_fetch_row($this->res_result);
}

/**
* Method to fetch fields information of resultset
*
* @return  array
*/
public function fetch_fields()
{
$_fields_info = array();
$_f = 0;
$_field_num = mysql_num_fields($this->res_result);
while ($_f < $_field_num) {
$_fields_info[] = mysql_fetch_field($this->res_result, $_f);
$_f++;
}

return $_fields_info;
}

/**
* Method to free resultset memory
*
* @return  void
*/
public function free_result()
{
if ($this->res_result) {
@mysql_free_result($this->res_result);
}
}
}
?>


Kemudian pada file simbio_mysql.inc.php masih di /simbio2/simbio_DB/mysql/ di modifikasi pada baris

class simbio_mysql extends simbio di ubah menjadi class simbio_mysql extends simbio2

Dari script di atas class simbio2 di deklarasikan sehingga class simbio_mysql_result dan class simbio_mysql membaca class simbio2 yang ada di file simbio_mysql_result.inc.php. Dengan cara seperti itu alhamdulillah UCS mandiri di hosting www.masterweb.net kembali berjalan normal.

Semoga Membantu.

Happy Coding

Salam SLiMS

Minggu, 16 Januari 2011

Integrasi Random Awan Tag pada SLiMS



Sumber PrimurLib.Net

Download wp-cumulus nya di http://downloads.wordpress.org/plugin/wp-cumulus.1.23.zip, pastikan ada file tagcloud.swf dan swfobject.js karena 2 file ini yang dibutuhkan. Simpan 2 file tersebut di folder js di direktori SLiMS nya. Kemudian edit file index_template.inc.php yg bisa ditemukan di folder theme yang digunakan oleh SLiMS tersebut. Cari baris
<div class="grid_2" id="side-menu">

kemudian di bawahnya tambahkan kode seperti ini :



<div>Random Cloud Tags</div>
<? mysql_connect(DB_HOST, DB_USERNAME, DB_PASSWORD);
mysql_select_db(DB_NAME);
$q = mysql_query("SELECT topic FROM mst_topic WHERE length( topic ) < 20 and topic NOT LIKE '%''%' ORDER BY rand( ) LIMIT 15  ");
?>
<div style="margin:10px auto;float:none;text-align:center;padding:5px 0px;border:3px solid #777;border-radius:6px;-moz-border-radius:6px;-webkit-border-radius:6px;background:#fff;">
<script type="text/javascript" src="<?php echo JS_WEB_ROOT_DIR; ?>swfobject.js"></script>
<div id="flashcontent"></div>
<script type="text/javascript">
var so = new SWFObject("<?php echo JS_WEB_ROOT_DIR; ?>tagcloud.swf", "tagcloud", "150", "150", "7", "#ffffff");
so.addParam("wmode", "transparent");
so.addVariable("tcolor", "0x0307bc");
so.addVariable("tcolor2", "0x138002");
so.addVariable("hicolor", "0xfb3f1a");
so.addVariable("mode", "tags");
so.addVariable("distr", "true");
so.addVariable("tspeed", "100");
so.addVariable("tagcloud", "<tags><?
while ($tag = mysql_fetch_assoc($q)) {
$trans1 = array("'" => "", "`" => "", " " => "+","-" => "+");
$trans2 = array("'" => "`", "`" => "`", "-" => "");
$tagurl = strtr($tag['topic'],$trans1);
$tagview = strtr($tag['topic'],$trans2);
$bil = rand(10,22);
$url = 'http://localhost'.$_SERVER['PHP_SELF'].'?keywords='.$tagurl.'&search=Search';
$cloud = urlencode("<a href='".$url."' style='".$bil."'>".$tagview."</a>".$cloud);
echo $cloud; }?></tags>");
so.write("flashcontent");
</script>
</div>


Simpan perubahan tersebut, kemudian coba jalankan.

Semoga membantu.

Contoh ada di http://primurlib.net

Kamis, 13 Januari 2011

Menambah Sumber Perolehan (sources) Bibliografi pada senayan.

Secara default aplikasi manajemen perpustakaan SLiMS hanya menyertakan dua pilihan sumber perolehan bibliografi yaitu buy (beli) dan prize/grant (hadiah). Lihat gambar disamping.


Jika perpustakaan anda memiliki sumber perolehan bahan pustaka yang lain dan memerlukan penambahan pilihan sumber perolehan maka berikt trik untuk menambah sumber perolehan pada aplikasi SLiMS.

Selasa, 11 Januari 2011

Bagaimana Belanda bisa ‘Say Enough to Microsoft’?

Sumber Ismail Fahmi


Pada tanggal 6 Desember 2006, delapan pemerintah kota di Belanda menandatangani Manifest van de Open Gemeenten (Overheidsorganisaties) atau Manifest of Open Governments. Kedelapan pemerintahan tersebut adalah Almere, Assen, Eindhoven, Enschede, Groningen, Haarlem, Leeuwarden dan Nijmegen. Tanggal 12 Desember, Den Haag menyusul. Dan terakhir Amsterdam, tanggal 29 Desember membubuhkan tanda tangan di atas manifesto tersebut. Mereka menyatakan bahwa untuk masa mendatang, sistem teknologi informasi dan pengadaannya di lingkungan pemerintahan harus berdasarkan pada semangat open source dan open standard.

Apa makna pernyataan ini? Kenapa ‘tiba-tiba’ pemerintah kota-kota besar di Belanda mendeklarasikannya? Bagaimana awal mulanya? Siapa saja yang terlibat? Bagaimana strategi mereka? Saya akan coba bahas di sini. Mungkin ada sesuatu yang bisa kita (bangsa Indonesia) pelajari.

ososs-manifest.gif

Openness, Makna dan Semangat Manifesto

Manifesto ini tidak menyatakan secara eksplisit penggunaan open source software (OSS) dalam persyaratan tender, namun menekankan strategi pengembangan ICT pada empat elemen keterbukaan (openness) berikut:

  • Supplier independence – memungkinkan perusahaan yang ikut tender bisa saling bersaing di antara mereka, sehingga pemerintah akan memperoleh harga/performance yang terbaik.

  • Interoperability – ini sangat penting bagi pemerintah, khususnya dalam pertukaran dokumen, email, agenda, dan GIS. Semua harus mengikuti open standard seperti yang didefinisikan oleh Program OSOSS (Open Standard Open Source Software). Tidak boleh ada persyaratan bahwa dokumen hanya bisa dibuka menggunakan software tertentu. Apapun software yang dipilih oleh sebuah pemerintahan kota, atau yang digunakan oleh pengguna, semua tetap harus bisa membuka dokumen yang dipertukarkan.

  • Transparency and verifiability – elemen ini berhubungan dengan tanggung jawab pemerintah dalam menjaga privasi data penduduknya. Untuk itu, pemerintah harus bisa mengaudit software yang digunakan, apakah mendukung pengamanan atau sebaliknya. Hal ini tentunya sulit dilakukan jika softwarenya menggunakan standard yang tertutup (proprietary).

  • Digital durability – tidak jarang sebuah software tidak dikembangkan lagi di masa mendatang (contoh Wordstar). Untuk menghindari tidak bisa dibukanya dokumen karena sudah matinya software, maka dokumen harus berdasarkan standard terbuka, dan standard ini harus dilengkapi dengan dokumentasi yang lengkap.


Berdasarkan elemen-elemen di atas, perusahaan manapun tetap bisa berkompetisi dalam tender (termasuk Microsoft dan Oracle, dll), selama perusahaan dan produk mereka memenuhi persyaratan.

OSOSS, Penggerak Utama

Siapa sebenarnya yang berperan penting dalam menggolkan gerakan open standard dan open source ini sehingga mendapat dukungan di kalangan politik dan pemerintahan? Dan bagaimana proses dari awal gagasan ini?

Proses dan persiapannya cukup panjang dan lama. Berbagai kerjasama, survey, desain, ujicoba, seminar, workshop, pembuatan portal, disseminasi informasi, dsb dilakukan oleh agen penggeraknya. Jadi, prosesnya tidak tiba-tiba.

Kementerian Dalam Negeri dan Kerajaan Belanda pada tanggal 11 April 2001 membentuk sebuah yayasan ICTU yang bertujuan membantu pemerintah mencapai hasil yang lebih baik dengan ICT (Information and Communication Technology). ICTU menggabungkan pengetahuan dan pengalaman di bidang ICT dan pemerintahan untuk menjalankan beberapa program berkerjasama dengan organ-organ pemerintah. Melalui ICTU ini, kebijakan yang berhubungan dengan e-government diterjemahkan ke dalam proyek-proyek pemerintahan. Duduk di jajaran dewan ICTU antara lain: pemerintah pusat, pemerintah propinsi, komunitas lokal, dan dewan urusan air distrik.

ICTU menyelenggarakan banyak program (saat ini terdapat lebih dari 25 program yang dibuat untuk merealisasikan kebijakan), antara lain:

  • masukan bagi pemerintah tentang akses internet

  • arsitektur e-government

  • formulir elektronik

  • e-propinsi

  • jaringan optik kecepatan tinggi

  • knowledge base

  • dan salah satunya: OSOSS (strategi software berbasis open source)


OSOSS dibentuk tahun 2003 dengan dukungan penuh dari Kementerian Dalam Negeri dan Kerajaan serta Kementerian Ekonomi. Misi utamanya adalah menstimulasi penggunaan open standard dan open source software di lingkungan pemerintahan. Program ini awalnya berjangka tiga tahun (2003-2005) dengan anggaran sebesar 3 juta euro.

Latar belakang dibuatnya program OSOSS ini berawal dari ambisi Belanda agar termasuk dalam negara yang terdepan dalam bidang ICT di Eropa, salah satunya dalam penerapan e-government. Untuk itu, infrastuktur ICT di lingkungan pemerintahan harus beroperasi dengan baik, apalagi mengingat kebutuhan komunikasi antar pemerintahan kota, propinsi, kementerian, badan, dan berbagai institusi dan organisasi yang semakin meningkat.

Salah satu masalah penting yang menghadang penerapan e-government adalah integrasi berbagai aplikasi ICT yang berbeda-beda. Alternatif solusinya mengganti semua sistem dengan satu sistem tunggal yang memenuni semua kebutuhan, atau menghubungkan sistem-sistem yang ada. Apakah anternatif ini tersedia di pasar? Apa kriteria yang harus dipenuhi oleh sistem tersebut? Bagaimana agar tidak tergantung kepada salah satu atau sedikit perusahaan penyedia? Untuk memecahkan masalah ini, ada dua subjek yang perlu perhatian serius: Open Standard (OS) dan Open Source Software (OSS).

Dalam sebuah dengar pendapat dengan DPR, Minister for Urban Policy and Integration of Ethnic Minorities, menyatakan akan membentuk sebuah program yang akan mendorong sektor publik untuk menggunakan open standard dan open source software. Selanjutnya Menteri Dalam Negeri dan Menteri Ekonomi menugaskan ICTU untuk membentuk program OSOSS untuk mewujudkan rencana ini.

Perencanaan Program

Sebelum tujuan, ambisi dan aktifitas program OSOSS ini didefinisikan, sebuah tahapan perencanaan dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sebuah program dibutuhkan untuk mencapai open standard dan OSS, dan aktifitas apa yang penting untuk mencapainya. Berikut adalah point-point penting dalam tahapan ini:

Nara sumber – tim perencana OSOSS melakukan diskusi, wawancara dan dialog dengan orang-orang dari sektor publik yang saat itu benar-benar mengalami masalah akibat kurangnya kebijakan pemerintah atas open standard dan OSS. Selain itu, diskusi juga dilakukan dengan beberapa perusahaan yang telah aktif dalam penyusunan standard dan OSS. Beberapa perusahaan yang diajak kerjasama bisa dilihat di bagian “Kerjasama” di bawah.

Dukungan terhadap program – dari serangkaian wawancara, tim perencana menemukan besarnya dukungan terhadap goal kebijakan yang akan dibuat dan meluasnya dukungan terhadap inisiatif program ini.

Temuan – preliminary study ini menemukan point-point penting yang relevan dengan pelaksanaan Program, yaitu:

  • Butuh pengetahuan dan pengalaman praktis – ini menarik: nara sumber sebelumnya sudah yakin bahwa penggunaan open standard lebih baik dari pada yang tertutup (bandingkan: bagaimana dengan pendapat nara sumber di Indonesia). Yang mereka butuhkan adalah informasi tentang berbagai OS dan pertukaran pengalaman praktis tentang bagaimana standard tersebut direalisasikan.

  • Kebutuhan terhadap open standard sering bersifat project-driven – sebenarnya, kebutuhan akan OS sering muncul dalam berbagai proyek sektor publik, namun mereka tidak tahu harus bagaimana dan dengan siapa melakukan koordinasi untuk menyusunnya. Sebagai akibatnya, dalam proyek-proyek tersebut sering dibuat lagi standard yang mirip, tanpa melihat standard dan pengalaman yang sudah ada. Akan lebih baik jika ada forum bersama yg memecahkan masalah ini.

  • Sulit mencari pendanaan untuk proyek OSOSS – Program OSOSS adalah program yang berkelanjutan, sedangkan skema pendanaan yang ada umumnya untuk proyek dengan durasi tertentu. Solusinya adalah membuat skema pendanaan yang bersifat kontraktual. (Pendanaan OSOSS pada akhirnya didapat dari NAP (National Action Programme on Electronic Super Highways). Sebelum dana dari NAP turun, OSOSS mendapat pinjaman dari Kementrian Urusan Dalam Negeri dan Kerajaan).

  • Tak banyak penolakan terhadap upaya standarisasi – Upaya standarisasi sering menerima penolakan di masa lalu, karena standarisasi identik dengan pemangkasan kebebasan. Namun, untuk open standard dan OSS ini, tidak ditemukan penolakan yang berarti, bahkan standarisasi semakin diperlukan mengingat semakin kompleksnya sistem ICT.

  • Keamanan yang dapat diverifikasi merupakan salah satu argumen untuk memilih OSS – Keamanan dan integritas data merupayakan syarat mutlak di lingkungan pemerintahan. Jika hal ini diserahkan kepada software yang proses internalnya tidak diketahui, resikonya akan besar. Oleh karena itu, OSS merupakan alternatif yang paling tepat, mengingat proses dalam OSS dapat dievaluasi dengan terbuka.

  • Khawatir menjadi menara gading – ini juga menarik: proyek atau program yang aktifitasnya adalah mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan, sangat potensial untuk diragukan, dinilai benar dan salah, dan dianggap seperti menara gading. Oleh karena itu, nara sumber mengingatkan, agar informasi yang disebarkan adalah informasi yang pragmatis, pengetahuan praktis, dukungan praktis, yang bisa langsung dijadikan referensi dan diterapkan. Informasi yang langsung mengenai kebutuhan di lapangan lebih dibutuhkan.


Dua Lini Aksi


Dalam sebuah dokumen yang melaporkan rencana kerja OSOSS (2004), dinyatakan bahwa OSOSS memiliki dua lini aksi (line of actions) berdasarkan tujuan program, yaitu:

  • Open Standard

  • Open Source Software


Open Standard – Tujuan Program OSOSS ini adalah mempromosikan penggunaan open standard di sektor publik, sehingga fungsi utamanya adalah memberikan informasi dan saran. Fokus program ini adalah pada pertukaran (sharing) pengetahuan dan pengalaman tentang open standard di sektor publik. Setelah melalui berbagai pertimbangan, diputuskan bahwa Program tidak bertanggung jawab atau memiliki mandat untuk membuat standard, tetapi lebih menekankan pada aspek hasil/result. Penyusunan dan pemilihan standard tetap menjadi otoritas pihak-pihak yang berkepentingan, dan Program akan memberikan informasi dan saran.

Berikut ini adalah kontribusi open standard bagi pencapaian goal kebijakan:

ososs-table1.gif

Open Source Software – Program OSOSS fokus pada pembangunan kesadaran di sektor publik Belanda bahwa OSS dapat dipertimbangkan sebagai alternatif penuh dari software proprietary. Program akan memberi dukungan kepada para pengambil kebijakan dan manajer ICT dalam memutuskan apakah akan menggunakan OSS dan membantu manajer ICT dalam menghadapi masalah yang timbul setelah memilih OSS. Untuk itu, Program OSOSS akan melakukan riset tentang TCO (total cost of ownership) OSS, dan membuat model lisensi tersendiri bagi ICT di lingkungan pemerintahan. Selanjutnya, Program akan berperan sebagai fasilitator dengan membuat platform pertukaran software, komponen software, dan distribusi software serta membuat contoh implementasi yang bisa dijadikan referensi.

Berikut ini kontribusi aktifitas yang berhubungan dengan OSS terhadap pencapaian tujuan kebijakan:

ososs-table2.gif

Kerjasama

Siapa saja yang terlibat dalam program ini? Dan apa peran OSOSS dalam kerjasama tersebut?

Jelas sekali dari paparan di atas, bahwa Program OSOSS memainkan peran sentral dalam penyiapan OS dan OSS di Belanda. Sangat penting bagi kita untuk belajar bagaimana OSOSS menjalankan tugasnya, sehingga gagasan awal yang tampaknya seperti menara gading, pada akhirnya bisa terealisasi. Istilah Belandanya adalah “Van denken naar doen“, atau “dari berpikir menuju kerja”. Salah satu kunci keberhasilan adalah kerjasama.

Sebelum ada OSOSS ini, di Belanda sudah ada banyak institusi dan perusahaan yang begerak/berhubungan dengan OS dan OSS. Akan lebih efisien dan konstruktif jika OSOSS berperan sebagai fasilitator dalam kerjasama dengan mereka. Untuk itu, dalam kerjasama ini, OSOSS akan mengumpulkan keahlian yang dimilikinya serta memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada dari partisipan program. Dalam perannya sebagai pusat keahlian (center of expertise), Program berperan sebagai jembatan: menghubungkan penawaran dan kebutuhan di bidang OS dan OSS.

Kerjasama Open Standard

  • Berbagai Inisiatif Nasional

    • NICTIZ

    • Basic Data Streamlining Programme (SBG)

    • Electronic Municipality Programme (eGEM)

    • Electronic Provinces Programme (PEP)

    • Management Council (Police)

    • Kennisnet Foundation and ICT at School Foundation

    • KIBO Programme

    • Netherlands Standardisation Institute (NEN)

    • ECP.NL

    • ICT and Administrative Assistance Programme





  • Organisasi Internasional

    • World Wide Web Consortium (W3C)

    • Internet Engineering Task Force (IETF)

    • Interchange of Data between Administrations (IDA, part of the European Commission)

    • UK government: e-Envoy

    • OASIS, in particular the e-Government Technical Committee




Kerjasama Open Source Software

  • Organisasi open source software di Belanda

    • Kennisnet Foundation

    • ICT at School Foundation

    • Defence Telematics Organisation (DTO)

    • OASE programme (implemented by Syntens)

    • opensource.pagina.nl





  • Organisasi open source software internasional

    • Open Source Initiative (www.osi.org)

    • Free Software Foundation

    • The GNU project

    • SourceFourge.net

    • BerliOS.de

    • Freshmeat.net

    • OSDir.com




Dalam realisasinya, kerjasama OSOSS dengan pihak lain semakin luas. Setiap akhir tahun diadakan simposium yang bertujuan membahas permasalahan dan kebutuhan riil di beberapa pemerintahan kota yang menjadi terget ujicoba, serta pertukaran pengalaman dalam penerapan OSS di pemerintahan. Di simposium ini, perwakilan dari berbagai institusi pemerintahan, industri, penelitian, dan universitas memaparkan laporan, solusi, atau pemikiran mereka. Indikator kemajuan pengembangan OS dan OSS bisa dilihat di simposium ini.

Aktifitas OSOSS

Faktor lain yang perlu kita pelajari dari OSOSS adalah aktifitas yang mencerminkan strategi pengembangan OS dan OSS di Belanda. Mengingat fokus OSOSS adalah untuk membangun kesadaran sehingga terjadi perubahan sikap (behaviour), maka aktifitasnya dapat dirangkum sebagai berikut:

  • membangun kesadaran

  • membuat guideline dan best practice

  • membantu dan memberi masukan


Tabel berikut menjelaskan aktiftas OSOSS yang dibagi berdasarkan fokusnya.

Open Source

ososs-aksi-os.gif

Open Soruce Software

ososs-aksi-oss.gif

Indikator Keberhasilan

Sejauh mana program OSOSS berhasil, dan apa ukurannya? Di bawah ini adalah indikator-indikator keberhasilan program sesuai dengan fokusnya.

Open Standard

ososs-indicator-os.gif

Open Source Software

ososs-indicator-oss.gif

Tim OSOSS

Berapa besar sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah program semacam OSOSS ini? Dan apa kualifikasi mereka sehingga bisa menjamin keberhasilan program?

Tim inti OSOSS dibuat sangat ramping, sangat kecil, agar bisa bekerja secara efisien. Typical Dutch?. Lihat diagram di bawah.

ososs-organisasi.gif

Di dalam tim OSOSS (10 orang), ada satu manajer program, satu staff komunikasi eksternal, dua orang sekretaris, dua orang manajer proyek, dan dua buah tim masing-masing di bawah manajer proyek dan beranggotakan 2 orang/tim. Kompetensi yang dibutuhkan adalah: teknis, legal / hukum, dan komunikasi.

Knowledge base dan Sosialisasi

Sekarang kita lihat apa yang dihasilkan oleh masing-masing lini proyek. Informasi ini mudah sekali didapatkan, karena semua informasi yang telah dikumpulkan disajikan dengan baik di basis data, dan bebas diakses oleh siapapun dan kapanpun.
Salah satu indikator keberhasilan program yang ada di dalam knowledge base adalah katalog hasil evaluasi dan test produk-produk open standard dan open source software yang ada di Internet. Di bawah ini contoh katalog yang bisa diakses oleh publik, khususnya untuk referensi proyek pemerintah.

Katalog Ujicoba Open Standard

ososs-os-test.gif

Total terdapat 117 open standard di Internet yang telah diujicoba.

Katalog Ujicoba Open Source Software

ososs-oss-test.gif

Total terdapat 167 open sorce software di Internet yang telah diujicoba.

Statistik informasi penting yang bisa diperoleh di knowledge base OSOSS adalah sebagai berikut:

  • 117 open standard

  • 167 open source software

  • 176 service provider/perusahaan

  • 109 produk open source


Di situs web OSOSS pengguna juga bisa mendownload atau memesan CD-Demo Open Source untuk Linux dan Windows. Jika cocok, mereka bisa langsung menginstall aplikasi perkantoran yang telah disiapkan ke dalam hard disk pengguna.

Aplikasi-aplikasi yang disediakan dalam CD tersebut adalah aplikasi yang banyak dibutuhkan dalam pekerjaan di kantor pemerintahan, antara lain:

  • OpenOffice, pengganti Microsoft Office, untuk keperluan:

    • menulis dokumen

    • spreadsheet

    • presentasi

    • membuat web



  • PDFCreator, untuk membuat file PDF

  • AbiWord (alternatif bagi OpenOffice Document)

  • Mozilla Firefox, untuk web browser

  • Aplikasi-aplikasi grafis (Gimp, dll)

  • Game


Semua aplikasi tersebut tersedia untuk lingkungan Linux dan Windows.

Selain aplikasi standard bagi pengguna di atas, OSOSS juga menjadi fasilitator bagi pengembangan sistem aplikasi pemerintahan, misalnya:

  • Database kependudukan

  • Loket Electronic

  • Otomatisasi Kantor

  • OSS di sektor Kesehatan

  • OSS di Pendidikan

  • GIS

  • dll


Proof-of-Concept

Apakah konsep open source benar-benar bisa direalisasikan di lingkungan pemerintahan, atau kah hanya sekedar menara gading?

ososs-a7proj.jpgUntuk membuktikan konsep yg dibawa oleh OSOSS, perlu ujicoba dan evaluasi POC (Proof-of-Concept) terhadap implementasi open source. Untuk tujuan ini, OSOSS bekerjasama dengan Propinsi Groningen untuk ujicoba open source di lima pemerintahan kota (municipalities) di Groningen, yang dikenal dengan nama “A7-Project”. Laporan lengkap POC ini bisa dilihat di sini (bahasa Belanda) dan versi singkat di sini (English).

Tujuan ujicoba tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana implementasi OS/OSS di lingkungan pemerintahan tanpa harus menghapus sistem yang sudah ada. Pengalaman baru ini sangat bermanfaat bagi pemerintahan kota lainnya di Belanda dan juga di Eropa.

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menunjuk sebuah perusahan independent (Footmark BV) yang sudah berpengalaman dalam migrasi sistem dari closed source menuju open source, untuk mengintegrasikan open source ke sistem yang sudah ada. Proyek dikerjakan selama 6 minggu, dengan menguji beberapa aktifitas berbasis open source seperti diperlihatkan oleh tabel di bawah.

ososs-a7.gif

Kesimpulan POC ini adalah sebagai berikut:

  • Hasilnya sama di semua (lima) pemerintahan

  • Biaya migrasi (upah buruh) lebih tinggi bagi open source (5-25%), namun biaya investasi hardware dan lisensi jauh lebih murah pada open source.

  • Ada kemungkinan penghematan dari 17.000 euro hingga 46.000 euro untuk biaya non-recurrent (misal perangkat).

  • TCO (total cost of ownership) rata-rata pada open source lebih murah 308 euro per workstation dibanding dengan pada closed source. Sudah termasuk biaya training untuk pengguna dan manager IT.


Detail Proyek

Berikut ini detail proyek ujicoba yang digelar oleh OSOSS:

  • National Agency on Watermanagement (Linux clusters)

  • Gemeente IJsselstein (PHP Nuke CMS, Firewall, Webserver etc.)

  • Waterboard Waterschap Zeeuws Vlaanderen (Linux, Squid, Samba, MySQL, Horde en veel meer)

  • Gemeente Marum (several PinkRoccade Civisionapplications on MySql/MaxDB)

  • Gemeente Amsterdam and many others (MMBase)

  • Ministery of Interior: Election Software


Proyek desktop:

  • Gemeente Vlieland (30 desktops Staroffice)

  • Gemeente Vaals (60 desktops Open Office)

  • Gemeente Woerden (300 Linux thin clients)

  • Royal Dutch Meteorological Institute (150 Linux desktops)

  • Gemeente Haarlem (1800 desktops Open Office)


The time has come to “Say Enough to Microsoft!”

Tiga tahun bukan waktu yang lama, bukan pula waktu yang singkat untuk mewujudkan sebuah impian, impian untuk bebas menentukan pilihan. Yang pasti, bukan sesuatu yang “tiba-tiba”. Ada proses yang cukup jelas, terukur, transparan, efektif, efisien, konsisten, dan penuh komitmen.

Untuk bisa berkata demikian, Belanda mulai dengan membentuk payung besar, berupa yayasan ICTU, yang kemudian membuat program OSOSS guna mempelajari dan menyiapkan OS dan OSS bagi sektor publik. Konsep diwujudkan dalam skala menengah, 5 pemerintahan kota, lalu menyebarluaskan pengetahuan dan pengalaman yang didapat kepada pemerintah kota yang lain dan kepada masyarakat. Setelah kesadaran pentingnya OS dan OSS meningkat, yang didasari oleh pengalaman dan bukti-bukti pragmatis, akhirnya di ujung tahun 2006 yang lalu Belanda membuat Manifest van de Open Gemeenten. Sebuah pernyataan yang secara halus bilang ‘Cukup‘ kepada Microsot, walau tidak ada kewajiban harus menggunakan OSS atau Free-Software.

Kombinasi Top-down dan Bottom-up

Salah satu pelajaran yang menarik dari OSOSS ini adalah keberhasilan dicapai dengan mengombinasikan dua pendekatan: top-down dan bottom-up.

Top-down – Program OSOSS diinisiasi oleh pemerintah, mendapat dukungan finansial dari pemerintah, dan terbuka kerjasama dengan organisasi dan instansi pemerintah lainnya.

Bottom-up – Proses membangun kesadaran akan pentingnya OS dan OSS dimulai dengan ujicoba skala kecil/menengah di beberapa propinsi dan pemerintah kota. Jika langsung dari atas/pusat, pasti berat karena harus berhadapan dengan lobi perusahaan software proprietary seperti Microsoft. Menargetkan ujicoba pada kelompok yang lebih kecil, akan lebih mudah. Kesadaran yang dihasilkan dengan sendirinya akan terekskalasi ketika bukti-bukti disebarluaskan melalui situs web, media, dan simposium. Akhirnya membuat komitmen di tingkat lebih atas akan lebih mudah.

Untuk Belanda saja, salah satu negara maju di Eropa yang di dalamnya OS dan OSS bukan lagi sekedar jargon atau semangat, tetapi sudah merupakan bagian dari aktifitas sebagian masyarakat dan pemerintahannya, ternyata masih dibutuhkan proses seperti di atas, apatah lagi dengan Indonesia yang faktor pendukungnya (pemerintahan, organisasi, industri, universitas, dan pengguna) belum seperti Belanda. Tentu dibutuhkan proses dan kerja yang lebih keras.

Best Practices

Apa kunci sukses yang bisa kita ambil sebagai pelajaran?

Mark Bressers, Manajer Program OSSOS, dalam sebuah presentasinya pada konferensi “Open Standards and Libre Software in Government” di Den Haag, 2004, menekankan pentingnya:

  • komunikasi, komunikasi, komunikasi

  • membangun kepercayaan (trust), melalui testing dan sertifikasi

  • membangun open standard

  • “Get the fact”, mengumpulkan data dan bukti keberhasilan implementasi OS dan OSS


Semoga bermanfaat.

Selasa, 04 Januari 2011

Copy kode universal pada disqus.com ke dalam SLiMS

Ini merupakan co-pas dari milis ics-isis. Jawaban Pak Hendro Wicaksono atas sebuah pertanyan pada milis tersebut.

Sumber Milis Ics-ISIS
Maaf baru dibales, email nya keliwat. Kayanya pernah japri juga ya. Oke saya
jawab di milis ini saja ya, karena memang milis ini media resmi untuk support
komunitas pengguna senayan *menjura hormat ke pak suryadi liawatimena atas
tumpangannya*.

Okeh, berdasarkan pengalaman saya mengintegrasikan disqus di
http://perpustakaan.depdiknas.go.id, berikut ini cara nya.

1. Pastikan anda sudah mempunyai akun di disqus.com. Web
http://perpustakaan.depdiknas.go.id merupakan web dengan IP public yang bisa
diakses via internet. Untuk web senayan lokal/intranet, akan ada setting yang
harus di sesuaikan. Sekarang ikuti saja langkah2 yang ada.

2. Login ke disqus.com kemudian klik Service "COMMENTS". Pada sebelah kanan
atas, di dekat menu profil, ada javascript dropdown menu, pilih Install
Instruction. Akan muncul pilihan platform instalasi seperti wordpress, drupal,
joomla, dll. Pilih yang "Universal Code".

3. Masuk ke folder template yang anda gunakan. Untuk contoh, saya pakai template
igos. Jadi saya masuk ke folder template/igos.

4. Buka file detail_template.php.

5. dari disqus, edit kode 1, kemudian paste sebelum tag penutup table. Jadinya
kira2 seperti ini:
<tr>
<td style="width: 20%;" valign="top">&nbsp;</td>
<td style="width: 80%;" valign="top"><a href="javascript:
history.back();"><?php print __('Back To Previous'); ?></a></td>
</tr>

<tr>
<td colspan='2' style="width: 80%;" valign="top">
<div id="disqus_thread"></div><script type="text/javascript"
src="http://disqus.com/forums/libraryatsenayan/embed.js"></script><noscript><a
href="http://disqus.com/forums/libraryatsenayan/?url=ref">View the discussion
thread.</a></noscript><a href="http://disqus.com">blog
comments powered by <span>Disqus</span></a>
</a></td>
</tr>

</table>
<?php
// put the buffer to template var
$detail_template = ob_get_clean();
?>

6. Jangan lupa di save. Kemudian edit file index_template.inc.php. Kopi kode 2
dari disqus. Kemudian paste persis sebelum tag penutup </body>. Kira2 akan jadi
seperti ini:
<script type="text/javascript">
//<![CDATA[
(function() {
var links = document.getElementsByTagName('a');
var query = '?';
for(var i = 0; i < links.length; i++) {
if(links[i].href.indexOf('#disqus_thread') >= 0) {
query += 'url' + i + '=' + encodeURIComponent(links[i].href) +
'&';
}
}
document.write('<script charset="utf-8" type="text/javascript"
src="http://disqus.com/forums/libraryatsenayan/get_num_replies.js' + query +
'"></' + 'script>');
})();
//]]>
</script>

</body>
</html>

7. Jangan lupa di save.

Harusnya sekarang layanan disqus sudah terintegrasikan dengan senayan.

Beberapa variabel di setting javascript dari disqus bisa diubah dan disesuaikan
dengan kondisi kita. Silahkan baca: http://disqus.com/docs/embed/.

Hanya saja ada yang harus diperhatikan jika server senayan anda terletak di
intranet.

Pertama, pastikan server senayan intranet anda bisa melakukan koneksi internet.
Kok perlu? Ya iyalah untuk mengambil sekrip2 javascript ajaib dari disqus.com.

Kedua, Edit index_template.inc.php. Kemudian selipkan diantara tag <head> dan
</head>, baris berikut ini:
<script type="text/javascript">
var disqus_developer = 1;
</script>

Ini untuk mengaktifkan developer mode di disqus.

Okeh selamat mencoba. Maaf tanpa screenshot.

Semoga bermanfaat,
Hendro Wicaksono
SLiMS Lead Developer
NB: Contoh lain implementasi disqus bisa dilihat di web

http://dailysocial.net/
Kebetulan salah satu programmer senayan (Arie Nugraha) pernah diwawancarai. Bisa
dibaca disini: http://dailysocial.net/2009/06/04/senayan-open-source-library-management-system/

http://perpustakaan.kemdiknas.go.id

http://gresnews.com/research/