Tampilkan postingan dengan label jogja library. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jogja library. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Februari 2012

Sejarah Pengembangan SLiMS

sumber http://id.wikipedia.org

Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional [1]. Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono [2], dengan Programmer Arie Nugraha [3], Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko [4], Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (GOrontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta).

Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com).

Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id

Menurut Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha, anggota tim pengembang Senayan, program manajemen perpustakaan ini pertama kali dikembangkan pada November 2006. Waktu itu, para pengelola Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tengah kebingungan karena program manajemen perpustakaan Alice habis masa pakainya. Alice adalah perangkat lunak bikinan Softlink sumbangan Pusat Kebudayaan Inggris, British Council.

Departemen tak memiliki anggaran untuk memperpanjang masa pakai Alice. Selain itu, Alice adalah produk tidak bebas (proprietary) yang serba tertutup. Staf perpustakaan sulit mempelajari program tersebut. Alice bahkan tak dapat dipasang di server atau komputer lain, sehingga tidak dapat didistribusikan ke perpustakaan di lingkungan departemen tersebut.

Hendro lantas mengusulkan ke Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, yang memayungi perpustakaan di departemen itu, untuk membuat program baru sebagai pengganti Alice. ”Karena awalnya dikembangkan dengan uang negara, harus bisa diperoleh secara bebas oleh masyarakat,” katanya.

Software baru itu kemudian dikembangkan dengan General Public License, sistem perizinan yang lazim digunakan dalam perangkat lunak berbasis sumber terbuka. Perizinan ini mensyaratkan agar software tersebut harus dapat digunakan, dipelajari, diubah, dan didistribusikan ke pihak lain secara bebas.

Pada awalnya Hendro dan Arie Nugraha, pustakawan lain di sana, mencari perangkat lunak yang sudah jadi, tapi terbentur sejumlah masalah. Beberapa peranti lunak, seperti PHP MyLibrary dan OpenBiblio, ternyata kurang serius menerapkan prinsip pengembangan aplikasi dan basis data. Dalam basis data yang bagus, misalnya, tabel pengarang dan buku harus terpisah. ”Nah, software yang ada waktu itu menggabungkan keduanya, sehingga tabel itu jadi lebih rumit karena memuat data pengarang 1, pengarang 2, dan seterusnya,” kata Hendro.

Teknologi yang digunakan dalam software itu pun umumnya memakai bahasa pemrograman Perl dan C++ yang relatif lebih sulit dipelajari oleh para pustakawan departemen yang tak punya latar belakang ilmu teknologi informasi. Selain itu, beberapa perangkat lunak tersebut sudah tidak aktif atau lama sekali tidak muncul versi terbarunya.

Dengan berbagai pertimbangan itu, mereka memutuskan membuat perangkat lunak yang baru sama sekali dengan memanfaatkan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL, yang mereka pelajari secara otodidak. ”Kami semua berlatar belakang pustakawan. Kebetulan kami suka pada teknologi informasi dan sama-sama mempelajarinya,” kata Arie.

Karena awalnya dikembangkan di perpustakaan yang berlokasi di kawasan Senayan dan nama itu dirasa cocok dan punya nilai pasar yang bagus, aplikasi sistem perpustakaan itu pun dinamai seperti tempat kelahirannya.

Senayan berukuran kecil dan sangat mudah dipasang di komputer, baik yang memakai sistem operasi Linux maupun Windows. ”Besar seluruh file program, termasuk program Linux, kurang dari 1 gigabita,” kata Arie saat menjaga gerai Senayan di pameran Global Conference on Open Source di Hotel Shangri-La Jakarta, 27 Oktober lalu.

Meski dibangun di atas platform GNU/Linux, Senayan bisa berjalan hampir di semua sistem operasi komputer, termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktivitas pengguna, aplikasi ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk tampilannya di peramban. Beberapa software bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti genbarcode untuk pembuatan barcode, PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan tinyMCE untuk penyuntingan teks berbasis web.

Yang terpenting, Senayan dirancang sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan, misalkan standar pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar ini umum dipakai di seluruh dunia. ”Karena yang mengembangkan adalah para pustakawan, kami berani menjamin bahwa aplikasi ini sesuai dengan standar yang dibutuhkan pustakawan di dalam dunia kerjanya,” kata Hendro.

Untuk mengembangkan Senayan, Hendro dan Arie mengajak anggota di mailing list ISIS (ics-isis@yahoogroups.com)—kelompok diskusi para pustakawan pengguna perangkat lunak manajemen perpustakaan milik UNESCO—bergabung. Beberapa pustakawan lain menanggapi rencana mereka, bahkan turut membantu mengembangkan peranti lunak itu.

Jadilah Senayan versi beta yang hanya beredar di kalangan pustakawan di kelompok diskusi itu. Merekalah yang menguji dan kemudian memperbaiki bolong-bolong dalam program tersebut. Akhirnya, setelah program itu dirasa cukup stabil, Senayan dirilis ke publik pada November 2007, bertepatan dengan ulang tahun Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional yang ketiga.

Sebenarnya Senayan belum sempurna saat itu, tapi Hendro merasa bahwa program ini harus segera digunakan, terutama agar pustakawan di kantornya terbiasa dengan program baru ini dan mempercepat migrasi dari Alice. ”Semula kami pakai program Senayan dan Alice secara bersamaan, tapi ketika pengunjung sedang ramai, para pustakawan cenderung memakai Alice. Akhirnya kami matikan Alice sama sekali, dan mereka terpaksa hanya memakai Senayan,” kata Hendro.

Seperti yang mereka perkirakan sebelumnya, beberapa kegagalan terjadi ketika program itu dijalankan. Arie, yang bertugas menjaga kelancaran migrasi itu, mendapat keluhan bertubi-tubi dari para pengguna dan harus langsung memperbaiki program itu. ”Bugs (gangguan pada program) memang masih banyak pada program awal ini,” kata Arie, yang kini menjadi dosen teknologi informasi di almamaternya, Universitas Indonesia.

Tiga bulan berikutnya, Hendro mengundang beberapa pustakawan yang aktif di mailing list ISIS untuk menghadiri Senayan Developer’s Day—acara perekrutan tenaga pengembang program itu. Dari acara tersebut, terpilihlah empat nama: Purwoko, pustakawan Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Wardiyono, programer sebuah organisasi lingkungan; Sulfan Zayd, pustakawan di Sekolah Mentari; dan Arif Syamsudin, pustakawan di Sekolah Internasional Stella Maris.

Selama tiga hari para pustakawan terpilih itu berkumpul dan berkonsentrasi dalam penambahan fitur, perbaikan, dan pembaruan dokumen Senayan. Hasilnya, mereka meluncurkan Senayan versi yang lebih stabil dan dokumen program. Maret tahun berikutnya mereka berkumpul kembali dengan kegiatan yang sama.

Belakangan, mereka mendapat bantuan dari Tobias Zeumer, programer di Jerman. Zeumer mengganti program multibahasa Senayan dengan PHP Gettext, standar program multibahasa di lingkungan peranti lunak sistem terbuka. ”Dia peduli pada pengembangan Senayan dan salah satunya adalah menambahkan fitur bahasa Jerman pada Senayan,” kata Hendro.

Selain terus memperkaya Senayan, tim pengembang terus membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi, mengekstrak, dan langsung menggunakannya pada komputer atau server masing-masing.

Ketika dirilis pertama kali, Senayan baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program itu sudah diunduh hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu kali lebih program itu diunduh.

Karena dapat diunduh secara bebas, Hendro dan kawan-kawan tak tahu persis berapa banyak pengguna aplikasi ini. Tapi sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan lembaga lain yang mengaku memakai Senayan, seperti Pusat Studi Jepang UI, Perpustakaan Kedokteran Tropis UGM, Sekolah Indonesia-Kairo di Mesir, Perpustakaan Indonesian Visual Art Archive, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rumah Sakit M.H. Thamrin Cileungsi, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, serta Perpustakaan Umum Kabupaten Pekalongan.

Senayan kini sudah berkembang jauh. Ia tak hanya menampilkan data buku, tapi juga dapat menampilkan gambar, suara, buku elektronik, dan bahkan video. Hendro dan timnya juga sedang mengembangkan agar setiap server pengguna Senayan dapat saling ”bicara”, sehingga nanti dapat dibangun sebuah gerbang pencarian data buku dalam jaringan yang dapat menelusuri semua katalog. ”Nanti akan ada sebuah gerbang agar pencarian buku cukup melalui satu situs saja,” kata Arie.


[sunting] Lisensi

Karena pertama kali dikembangkan dengan dana APBN, maka untuk menjamin agar SLiMS bisa digunakan, didistribusikan dan dimodifikasi dengan bebas oleh seluruh rakyat Indonesia, SLiMS dirilis dengan lisensi GNU General Public License versi 3.


[sunting] Union Catalog Server

Untuk memenuhi kebutuhan pembuatan katalog induk, maka sejak versi Senayan 3 Stable14, ditambahkan fitur Union Catalog Server (UCS). Katalog induk adalah katalog yang rekod katalog-nya merupakan gabungan dari dua perpustakaan atau lebih. Dengan UCS maka perpustakaan-perpustakaan bisa menggabungkan rekod katalog mereka ke dalam sebuah katalog besar yang memudahkan pemustaka dalam menemukan koleksi yang mereka butuhkan. Beberapa contoh dari katalog induk online yang sudah berjalan dengan menggunakan UCS adalah:

* Jogjalib
* Makassarlib
* Primurlin


[sunting] Pranala luar

* Situs resmior http://slims.web.id/web/
* "Inilah Para Pemenang INAICTA 2009". KOMPAS. http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/07/30/08065299/inilah.para.pemenang.inaicta.2009. Diakses pada 19 Oktober 2009.
* "Kelola Perpustakaan Lebih Baik dengan SENAYAN Library Automation". Teknopreneur. http://www.teknopreneur.com/content/kelola-perpustakaan-lebih-baik-dengan-senayan-library-automation.
* Daftar Perpustakaan Pengguna Senayan
* Menata Kitab dengan Senayan

Selasa, 10 Januari 2012

Software Pengelolaan Perpustakaan Senayan Library Management System

sumber: http://irigomi.com/senayan-library-management-system.html

Irigomi.com_110002

Senayan Library Management System (selanjutnya disebut : SLiMS) merupakan sebuah sistem atau software manajemen perpustakaan. Awal kelahirannya merupakan sebuah tantangan untuk menggantikan software perpustakaan lain dari luar negeri yang telah habis masa sewanya di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tantangan tersebut dijawab oleh Hendro Wicaksono yang merupakan Lead Developer SliMS. Seiring berkembangnya kebutuhan perpustakaan maka pihak developer SliMS ini bekerja sama dengan beberapa orang, di antaranya Arie Nugraha, Arif Syamsudin, M. Rasyid Ridho, Sulfan Zayd, Purwoko dan Wardiyono. Kerja sama ini akhirnya membuahkan keputusan untuk melepaskan SLiMS menjadi sebuah software asli Indonesia yang bersifat Open Source. Dengan demikian pengguna SLiMS bebas untuk mendapatkan, mengkopi, memodifikasi dan mendistribusikan atau bahkan mengambil keuntungan dari software ini tanpa menghilangkan sumber utamanya.

Software Open Source Pengelolaan Perpustakaan Senayan Library Management System

Berikut merupakan daftar SLiMS yang telah dirilis dari tahun 2008 hingga saat ini :

Source Senayan :

  • Senayan 3 Stable1, 13 Maret 2008

  • Senayan 3 Stable2, 21 Maret 2008

  • Senayan 3 Stable3, 24 April 2008

  • Senayan 3 Stable4, 1 Juni 2008

  • Senayan 3 Stable5, 18 Agustus 2008

  • Senayan 3 Stable6, 21 September 2008

  • Senayan 3 Stable7, 13 Januari 2009

  • Senayan 3 Stable8, 14 Maret 2009

  • Senayan 3 Stable9, 7 April 2009

  • Senayan 3 Stable10 – Patch1, 22 Juli 2009

  • Senayan 3 Stable11, 17 Oktober 2009

  • Senayan 3 Stable12 Patch 3, 10 Desember 2009

  • Senayan 3 Stable13 Patch 2, 24 Maret 2010

  • Senayan 3 Stable14 (Seulanga), 5 Juni 2010, 24 Juni 2010 (patch1)


Portabel Senayan :

  • Portable Senayan 3.0 (based on senayan3 stable1), 13 Maret 2008

  • Portable Senayan 3.1 (based on senayan3 stable2), 21 Maret 2008

  • Portable Senayan 3.2 (based on senayan3 stable3), 24 Maret 2008

  • Portable Senayan 3.3 (based on senayan3 stable4), 1 Juni 2008

  • Portable Senayan 3.4 (based on senayan3 stable5), 18 Agustus 2008

  • Portable Senayan 3.5 (based on senayan3 stable6), 21 September 2008

  • Portable Senayan 3.6 (based on senayan3 stable7), 13 Januari 2009

  • Portable Senayan 3.7 (based on senayan3 stable8), 14 Maret 2009

  • Portable Senayan 3.8 (based on senayan3 stable9), 7 April 2009

  • Portable Senayan 3.9 (based on senayan3 stable10 – Patch1), 22 Juli 2009

  • Portable Senayan 3.10 (based on senayan3 stable11), 17 Oktober 2009

  • Portable Senayan 3.11 (based on senayan3 stable12), 24 November 2009

  • Portable Senayan 3.12 (based on senayan3 stable13 patch2), 24 Maret 2010

  • Portable Senayan 3.13 (based on senayan3 stable14/Seulanga), 24 Maret 2010


Keunggulan dari SLiMS ini antara lain bahwa latar belakang dari para developernya merupakan personal yang memang dari latar belakang Ilmu Perpustakaan, sehingga fitur-fitur yang ada di SLiMS merupakan fitur-fitur yang memang sangat sering digunakan dalam pengelolaan perpustakaan. Selain itu dukungan berbagai komunitas pengguna yang terbentuk sampai saat ini mampu untuk mendorong perkembangan lain demi meningkatkan kualitas dan layanan dalam rilis-rilis SLiMS ini.

Adapun fitur-fitur utama pada SLiMS adalah sebagai berikut :

  • Tampilan OPAC (Online Public Access Catalog) dengan berbagai pilihan bahasa, antara lain Indonesia, Inggris, Arab, Spanyol.

  • Katalog dengan source PHP, JavaScript dan XML sehingga memungkinkan untuk saling bertukar data antar pengguna SliMS.

  • UCS (Union Catalog Services) yaitu mampu untuk menjadi server atau client sebuah katalog besar yang terdiri dari berbagai perpustakaan pengguna SliMS. Sebagai Contoh yang telah ada adalah http://ucs.jogjalib.net.

  • Member area yang memungkinkan Administator mengklasifikasi pengguna sesuai dengan wewenang dan fasilitas yang hendak diberikan kepada member.

  • Layanan Z3950 yang mampu untuk mengambil data bibliografi dari perpustakaan Library of Congress.

  • Bibliografi dengan menggunakan standar AACR (Anglo-American Cataloging Rules) Seconds Edition Level 2 dan MODS (Metadata Object Description Schema).

  • Pencetakan label koleksi, barcode koleksi, kartu anggota, slip atau nota peminjaman/pengembalian koleksi serta laporan-laporan yang dibutuhkan dalam pengelolaan sebuah perpustakaan.

  • Absensi pengunjung dan sirkulasi menggunakan sistem manual atau barcode.

  • Inventarisasi (stick take/stock opname) perpustakaan yang terintegrasi.

  • Manajemen koleksi terbitan berkala.

  • Pelaporan-pelaporan yang detai.

  • Backup/Restore database yang mendukung keamanan database perpustakaan.


Jikalau fitur-fitur di atas masih terasa kurang, SLiMS bisa ditambah dengan beberapa plugins seperti buku tamu, peta (wikimapia.org), chatting atau plugins lain.

Demikian gambaran singkat dari sebuah software open source perpustakaan karya anak bangsa. Jika tertarik untuk mencoba mempergunakannya, silahkan kunjungi http://slims.web.id/

Ditulis oleh Muhtarom
Irigomi.com © Maret 2011

Minggu, 08 Januari 2012

Belajar SLiMS SLiMS di I:Boekoe bersama rekan-rekan dari TBM

Hari Minggu tanggal 8 januari 2012, rekan-rekan pegiat komunitas SliMS Jogjakarta berkesempatan mengampu pelatihan SLiMS bagi pegiat TBM, yang dilaksanakan di Perpustakaan Iboekoe, Jl. Patehan Alun-Alun Selatan Jogjakarta. Kegiatan ini merupakan gawe dari Indonesia Buku Jogjakarta bersama Perpustakaan Kota Jogjakarta.

Peserta yang hadir sangat beragam, terdiri dari berbagai usia dan latar belakang pendidikan. Namun semua disatukan dalam satu minat, "TBM aka Taman bacaan Masyarakat", sebuah kerjasosial membuat orang dapat memperoleh akses bacaan.

Pegiat SLiMS Jogja yang berkesempatan mengampu adalah Purwoko dan Tarto. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 13.00 sampai dengan 17.00. Kegiatan berjalan santai dan kadang diselingi canda-tawa. Apalagi dengan adanya kopi, teh dan makanan ringan yang menemani.

Materi yang diberikan adalah dengan standar minimal, mengingat waktu yang terbatas. Mulai dari install Psenayan.3.14 (Matoa), seting system, biblio, membership dan circulation serta ditambah tanya jawab terkait SLiMS.
Setelah selesai, peserta diminta bergabung dalam group FB SLiMS agar dapat saling membantu dan bertanya jika ada kesulitan.
Ayo, komunitas SLiMS lainnya lanjutkan perjuangan






Rabu, 04 Januari 2012

Ngoprek Kartu ala Pak Hartoyo

Untuk mendapatkan tampilan kartu seperti ini:


berikut tips yang disampaikan oleh pak Hartoyo (pegiat komunitas SLiMS Jawa Tengah https://www.facebook.com/#!/groups/196024410428515/ ):
1. Buka file admin>membership>member_card_generator.php
2. Edit dengan ketentuan:
baris yang diedit (pada senayan 14, senayan 15 menyesuaian) 145 - 150



$html_str .= 'body { padding: 5; margin: 1cm; font-size: '.$card_font_size.'pt; font-family: '.$card_fonts.'; background: #fff; }'."\n";
$html_str .= '.labelStyle { width: '.$card_box_width.'cm; height: '.$card_box_height.'cm; text-align: center; margin: '.$card_items_margin.'cm; border: '.$card_border_size.'px solid #f01302; background:#bcf48b url(http://t2.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcT7jUyf5V5LswSyEHbaGrlgsklj6xwvRaU9daPrw08Agqz3K8-oH_FXfrM)no-repeat; background-align: bottom; background-size: 13%; padding: 2px; overflow: hidden;}'."\n";
$html_str .= '.labelHeaderStyle { background-color: #1638e4; font-weight: bold; padding: 10px; margin-left:40px; margin-bottom: 7px; }'."\n";
$html_str .= '#photo { border: 3px solid #03ef6f; float: right; width: '.$card_photo_width.'cm; height: '.$card_photo_height.'cm; overflow: hidden; }'."\n";
$html_str .= '#photo img { width: 100%; }'."\n";
$html_str .= '#bio { float: left; padding-left: 3px; text-align: left; overflow: hidden; width: '.($card_box_width-$card_photo_width-0.3).'cm; }'."\n";


Pak hartoyo juga berhasil memodifikasi kartu dengan latar belakang gambar, sebagai berikut:


Untuk yang kedua ini, silakan modif sendiri yak, untuk belajar.

Minggu, 18 Desember 2011

Pelatihan SLiMS di SMA 1 Wonosari

Pada tanggal 17-18 Desember 2011, Muhtarom (pegiat SLiMS Jogja) dan Purwoko (SDC) berkesempatan menjadi fasilitator pelatihan SLiMS di SMA 1 Wonosari Gunungkidul. Pelatihan ini diikuti oleh pustakawan dan juga teknisi. Pelatihan dibuka langsung oleh kepala SMA 1 Wonosari, Drs. Tamsir.
Menurut Drs. Tamsir, pelatihan ini dilakukan dalam rangka membentuk perpustakaan yang berlevel internasional dan mampu memberikan layanan kepada siswa dalam bentuk yang beragam. Cita-cita yang diinginkan nantinya, perpustakaan dapat diakses dari mana saja dan siswa dapat mengunduh bahan referensi dalam rangka mendukung sistem
E-Learning yang saat ini juga dikembangkan oleh SMA 1 Wonosari.
"Jika nanti ada siswa yang sakit, tetap dapat mengikuti pelajaran dari rumah. Buka perpustakaan online, unduh dan pelajari. Sehingga tidak tertinggal pelajaran" Drs. Tamsir menegaskan.

Untuk mendukung cita-cita tersebut, materi dalam pelatihan ini ditekankan pada bagaimana membangun perpustakaan digital, khususnya mengunggah koleksi digital ke dalam sistem informasi perpustakaan digital yang menggunakan SLiMS. Peserta juga dipandu untuk mencari berbagai informasi yang dibutuhkan siswa dari internet.

Perawatan dan migrasi juga diberikan dalam pelatihan ini. Kebetulan para teknisi berniat untuk migrasi dari sistem lama ke SLiMS. Hanya saja karena terbatasnya waktu, migrasi belum selesai dilakukan.

Rabu, 16 November 2011

Poling Maskot SLiMS

Maskot SLiMS diputuskan menggunakan binatang Tarsius. Dengan pertimbangan: (1) kecil tapi lincah, (2) bukan pemalas, (3) melihat dari ketinggian (berpikiran terbuka), (4) nokturnal.hidup dimalam hari (diharapkan mereka yang terkena racun pesona SLiMS, tidak dapat tidur dimalam hari), dan (5) imyut alias comel alias lucu :D Terima kasih kepada mas Widianto Nugroho dari ITB yang sudah berbaik hati membuatkan logo SLiMS. Monggo dipilih dari 3 alternatif yang ada.













Minggu, 13 November 2011

Laporan Matoa Release Party @Jogjakarta

Komunitas SLiMS Jogja berkesempatan menggelar MRP aka Matoa Release Party di Perpustakaan Kota Jogjakarta pada hari Sabtu 12 November 2011. Kegiatan ini didukung penuh oleh Perpustakaan Kota Jogja, dengan disediakannya tempat serta makanan ringan untuk peserta.

Acara digelar mulai pukul 12.00, dan dihadiri oleh pegiat SLiMS dari Jogja, Klaten, Solo, Salatiga dan juga Kudus. Peserta juga bervariasi profesinya, ada yang pustakawan, mahasiswa, guru pustakawan, pegiat taman bacaan, serta masyarakat umum.
Sebelum dimulai, moderator (Budhi Santoso) mempersilakan pihak perpustakaan Kota Jogja untuk memberikan sambutannnya. Sambutan disampaikan oleh bapak Triyanto, S.Pd. Beliau menyampaikan bahwa perpustakaan kota sangat mendukung kegiatan komunitas yang ada dikota Jogja khususnya untuk berkegiatan di perpustakaan kota Jogjakarta. Acara Release Party ini merupakan kegiatan hasil kerjasama antara Komunitas SliMS Jogja dan Perpustakaan Kota Jogja yang ke 3, dimana sebelumnya keduanya telah mengadakan dua kegiatan bersama yaitu pelatihan SLiMS untuk pustakawan SD Se Kota Jogja dan Sarasehan TI untuk Perpustakaan.

Mulai pada sesi pertama, dibawakan oleh Purwoko (Koordinator Komunitas SLiMS Jogja) yang memaparkan fitur yang baru pada Matoa. Beberapa hal yang dipresentasikan terkait Matoa adalah:

  1. Kemudahan P2p Service

  2. Kemudahan penambahan server z39.50 di Matoa

  3. Adanya Sysconfic.local

  4. Orphaned Author dan Topics

  5. Perbaikan Visitor Counter

  6. Capcha untuk Member dan Librarian Login

  7. Unduh Peminjaman, Pesan, Notifikasi keterlambatan

  8. Pembatasan akses Modul SLiMS

  9. dan lain sebagainya


Selain fitur baru di rilis Matoa, Purwoko juga menyampaikan produk dukungan komunitas SLiMS yaitu Theme Fatin buatan Indra Sutriadi dari Kotamobagu Sulawesi. Theme ini merupakan theme yang memudahkan pengguna SLiMS untuk mengatur tata letak dan tampilan dalam OPAC. Kontribusi theme ini membuktikan bahwa SLiMS diterima oleh para pegiat perpustakaan maupun pemerhati perpustakaan di Indonesia. Selain theme Fatin, Purwoko juga menyampaikan bahwa pada Matoa ada dua bahasa pengantar baru yang juga merupakan hasil dari dukungan komunitas. Kedua bahasa tersebut adalah bahasa Thailand dan Bengali (Bangladesh), dimana kedua bahasa ini merupakan sumbangan dari pegiat SLiMS dari Bangladesh dan Thailand. Dari 7 bahasa pengantar SLiMS, hanya ada tiga yang dibuat langsung oleh developer, ketiganya adalah bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Selain itu merupakan sumbangan dari para pegiat SLiMS di mancanegara.

Pada sesi ini pula disampaikan beberapa penelitian terkait SLiMS yang dilakukan mahasiswa ataupun para pustakawan. Tercatat ada 2 penelitian Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, 1 tugas akhir mahasiswa UNS, penelitian mahasiswa di Jerman dan juga penelitian pustakawan dari LIPI.

Sesi berikutnya dibawakan oleh Pak Muhtarom, beliau adalah pegiat SLiMS di perpustakaan SD Sriharjo Bantul. Muhtarom bercerita pertamakali kenal dengan SLiMS adalah ketika harus mendayagunakan komputer hibah pasca gempa. Untuk pengelolaan perpustakaan, pak Muhtarom menemukan SLiMS yang waktu itu masih versi stable 3. Kreativitas pak Muhtarom waktu itu, berhasil membuat theme khas anak SD dan juga mentranslate bahasa Inggris (waktu itu masih satu-satunya bahasa di SLiMS) ke bahasa Indonesia. Di SD Sriharjo, siswa SD juga dikenalkan dengan pelayanan perpustakaan menggunakan SLiMS. Muhtarom pula yang saat ini menangani disain theme JogjaLib.Net, yaitu portal katalog bersama perpustakaan Jogjakarta.

Sesi berikutnya adalah diskusi. Banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta, dimana 10 orang yang bertanya pertama akan mendapatkan doorprize 1 buah CD berisi program SLiMS terbaru (Matoa) baik source maupun Psenayan, video terkait SLiMS, dokumentasi, dan beberapa file pendukung lainnya. Selain CD SLiMS, ada doorprize lagi berupa kaos SLiMS Jogja 1 buah, dan dua buah buku berjudul "Key-Word" sumbangan dari perpustakaan kota Jogjakarta, yang ditulis bersama-sama oleh para pustakawan, dosen ilmu perpustakaan dan masyarakat umum. Buku ini diedit oleh bu Labibah Zain, dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.

Sampai acara selesai, kurang lebih pukul 14.45 hanya ada satu atau dua peserta ijin pulang karena ada kepentingan, lainnya tetap tidak beranjak dari tempat duduknya. Setelah acara berakhir, masih ada beberapa peserta yang berdiskusi terkait SLiMS, ada yang minta naik-tingkatkan SLiMS Stable9 ke 15, mengundang untuk pelatihan, bahkan ada yang mengundang ke launching SLiMS di daerahnya.

Akhirnya Komunitas SLiMS Jogjakarta mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak perpustakaan Kota Jogjakarta, pegiat SLiMS yang berkenan hadir dan siapa saja yang telah membantu mensukseskan acara ini.

Bicara SLiMS, bicara komunitas......